“Santos, kayaknya kita harus kembali ke Lebong, deh.”, kata Rum. “Lha, kenapa Mbak?” “ Nametag- ku ketinggalan di rumah yang tadi aku menginap.” “Astaga, Mbak. Yasudah ayo aku antar lagi, unt…
Sebuah telepon berdering pagi itu. Rum tau bahwa itu berasal dari Santos, dan ia enggan mengangkat. Kejadian malam ini sulit dia jelaskan kepara orang lain, terlebih kepada Santos yang merekom…
Waktu menunjukkan pukul 18.30, Ruminten masih berada di kota kecil Lebong, berdua dengan Santos. Ia bingung apakah mau menginap di sana saja, atau melaju untuk kembali ke Kepahiang. Jikalau di…
"Alhamdulillah, acara pagi ini telah selesai, semoga ke depannya kita diberikan kemudahan untuk melengkapi prosedur-prosedur berikutnya. Apa yang kita lakukan ini semoga bagian untuk memb…
Selamat pagi, kami siap melayani Anda. Tulisan spanduk terpampang jelas di depan kantor Ruminten dan teman-temannya. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Pertanda, layanan untuk para …
Siang itu, Ruminten masih terduduk di kursinya. Waktu sudah tidak menunjukkan jam menerima layanan kepada tamu yang datang. Pintupun akan segera ditutup. Satpam kantornya itu, bersiap menuju pi…
Malam yang dilengkapi dengan syahdunya rintik hujan. Ruminten masih mengendarai motornya menuju rumahnya. Jas hujan yang ia kenakan rupanya tak mampu menghentikannya dari derasnya hujan yang beb…