Ganti Judul dan ALt sendiri

Memulai Di Hari Sabtu

    Adakah teman-teman disini yang menunggu hari Jumat? Ataukah teman-teman disini yang kurang menyukai hari Senin? Ternyata teman-teman seperti dengan saya. Saya pernah mengalami masa-masa dimana mood sehari-hari sangat tergantung pada hari apakah ini. Rasanya senang sekali ketika hari Kamis sudah tiba, artinya Jumat akan segera datang. Namun sebaliknya, ketika hari  Minggu sore sudah tiba, hati sudah mulai deg-degan hehehe.
    Namun lama kelamaan, saya mencoba pendekatan lain untuk mengatur waktu saya. Ada sebuah pepatah yang sudah lama saya temukan, tapi saya agak lupa sumbernya dari mana. Potongan kalimat sederhana, "Start From Saturday". Memulai segala sesuatu di hari Sabtu. Rasanya agak aneh sih, waktu itu. Karena saya terbiasa menaruh hari Sabtu dan Minggu di akhir, sebagai akhir dari minggu saya. Dan biasanya saya tidak lagi memikirkan pekerjaan formal di hari itu.
    Setelah menemukan kalimat motivasi itu, saya mencoba berpikir sejenak. Mungkin ada benarnya juga. Saya pernah juga melakukan sharing ini kepada teman-teman dekat dalam agenda pekanan, dan respon mereka ternyata positif. Eh, tapi saya bukan motivator, hanya sharing sederhana saja, hehehehe.
    Lalu, apa yang saya lakukan pada hari Sabtu itu untuk memulai? Ada dua hal penting yang saya lakukan, yaitu melakukan evaluasi sepekan sebelumnya dan melakukan rencana sepekan berikutnya.    Melakukan evaluasi sepekan sebelumnya rasanya mudah. Saya mendaftar pekerjaan apa saja yang sudah selesai, memberikan apresiasi kecil pada diri sendiri, dan menulis kembali pekerjaan yang menjadi PR. Hal-hal besar dalam keluarga kecil yang sempat tertundapun juga saya tulis. Misalnya, PR PR anak yang masih belum terselesaikan seperti memahami konsep perkalian, pembagian, bahasa Arab, dll. Ketika melakukan evaluasi itu, saya berusaha mencatatnya dalam buku tersendiri. Jujur saja, saya orangnya gampang lupaan. 
    Tahap berikutnya adalah melakukan rencana untuk sepekan berikutnya. Hal-hal besar yang harus dilakukan dalam sepekan ke depan juga saya tulis. Seperti agenda anak, PR-PR di pekerjaan saya. Ini membuat saya bisa mengatur kapan waktu yang tepat melakukan kegiatan tertentu. Biasanya, jika PR di pekerjaan menuntut melakukan hal yang banyak, saya terbiasa mencicilnya di akhir pekan. Jadi, agenda dengan keluarga saya di hari itu tidak terlalu terganggu meskipun memerlukan kosentrasi yang tinggi.
    Setelah beberapa bulan berlalu, saya merasakan hal yang berbeda dalam manajemen waktu dan pekerjaan saya. Saya merasa semakin sedikit hal yang terlambat (sepertinya malah tidak ada), dan pekerjaan rumah juga lebih terkontrol. Meskipun demikian, selalu saja ada komentar negatif dari orang lain. Misalnya, mencicil bekerja di hari libur. Tidak semua orang mau melakukan hal itu. Kebanyakan orang lebih menyukai benar-benar free ketika hari libur. 

Post a Comment