Ya. Bukan masalah aku di belakang
ataukah engkau yang di depan. Atau engkau di belakang ataukah aku di
belakang. Tapi, kita sama-sama menghadap ke depan. Kita berdiri untuk
satu tujuan yang sama, sebuah perjuangan robbani yang menginginkan
tujuan yang suci, Jannah.
Dan janglah mempermasalahkan.
Kedudukanku atau kedudukanmu hanyalah tampak secara dzahir semata. Ia
ada karena pandangan penglihatan kita, pandangan manusiawi. Sedangkan
Tuhan, akan melihat niat, proses, dan hasil perbuatan kita. Bukan dimana
kita berada.
Menjadi pemimpin, ataukah menjadi
yang terpimpin atau yang dipimpin, itu adalah peran kita yang selayaknya
kita mainkan semaksimal mungkin sejauh kita mampu. Peran-peran itulah
yang kelak akan menjadi sebuah rangkaian dalam rangka membangun sebuah
peradaban yang diimpikan.
Masing-masing peran memiliki porsi
tanggung jawab dan kontrisbusi masing-masing akan sebuah bangunan
bersama kerjasama amal jama’i. Yang harus kita perhatikan adalah,
seberapa kecilpun peran kita, akan bermanfaat bagi kondisi amal jama’i
secara keseluruhan. Pahami, luruskan niat, dan jalankan sesuai dengan
Sunnah Rosul kita. Sisanya biar Tuhan Yang Adil yang menilai hasil
perbuatan kita.
Entah aku yang di depan, engkau
pula yang di depan, atau kita semua yang di depan, sekali lagi jangan
memandang kedudukan ini. Aku, engkau, ataupun dia. Di depan, tengah,
ataupun belakang, hanyalah bentuk ujian untuk menguji seberapa
keikhlasan kita dan seberapa amal yang mampu kita sumbangsihkan untuk
kehidupan ini. Ya. Ini hanya ujian, perhatikanlah..
Karena dengan hanya memandang
kedudukan, berarti pandangan kita bukan lagi murni dengan pandangan hat.
Melainkan sudah tercampurkan dengan selainnya, nafsu semata. Nafsu akan
jabatan, nafsu akan kehormatan, nafsu akan harta, dan seterusnya.
Maka, selama ini jalan kebenaran.
Selama ini adalah upaya amal jama’ah menuju Satu Tujuan, Lillahi Ta’ala.
Maka, biarkan hati kita saja yang memandang segala sesuatu. Tak peduli
aku yang di belakang, ataukah engkau yang di depan. Karena kita sama,
pada akhirnya akan menuju-Nya.
Wallahua’lam BishShawab.
Post a Comment