Ganti Judul dan ALt sendiri

Mengurangi Kebiasaan Men-judge Orang Lain

     Sebuah pepatah mengatakan, "don't judge a book from its cover". Begitu pula yang disampaikan oleh orang yang saya kenal dalam masa perpisahannya dari tempat kerja kami. Pesan yang tersirat, jangan pernah menilai orang lain hanya dari apa yang tampak dari penampilannya. Saya merasa agak tergelitik, karena memang pepatah ini sudah sekian lama saya dengar. Rekan kerja yang mengatakan itu memang bukanlah orang yang "kelihatannya" meyakinkan. Pakaiannya biasa-biasa saja. Cara kerjanya juga tidak terlalu wow. Biasa-biasa saja. Tapi, ia sangat unggul untuk melayani orang bahkan hingga 24 jam. Dari hari Senin sampai Jumat, dia merelakan untuk tidak pulang dan stay di kantor. Sebuah pengorbanan yang menurut saya luar biasa, bahkan kalaupun saya ditawari juga akan menolak.

    Adakalanya memang, penampilan dan cara kerja seseorang akan menentukan bagaimana ia dipandang oleh orang lain. Tetapi, adakalanya juga, hasil kerja seseorang tidak ditentukan oleh bagaimana dia tampil. Lalu, kita sebagai pengamat, apakah punya hak untuk mengomentari? Menurut saya sih, boleh-boleh saja. Masing-masing kita berhak berpendapat. Namun, kita tidak punya hak untuk menghakimi, atau menilai perbuatan orang lain, lebih-lebih dalam hal agama.


    Masalah agama memang bukanlah perkara sepele. Itu bukanlah hal yang bisa kita bicarakan semau kita, tanpa pengetahuan yang mendalam dan pemahaman yang baik. Kita sama-sama manusia. Kalau dalam islam mengajarkan, ada hubungan manusia dengan Tuhannya yang disebut dengan hablumminallah. Ya, hubungan kita dengan Allah. Masalah niat, masalah tujuan, masalah keinginan, bukan kita yang berhak menilai orang lain. Sama sekali tidak. 

    Maka dari itu, ketika masalah melihat seseorang dari penampilannya yang kemudian kita bebas menyinggungnya, menilai, dan menghakimi menurut saya bukanlah pilihan yang bijak. Seperti yang telah saya sampaikan di atas tadi, kita sama-sama manusia, dan kita sama sekali tidak tahu apa isi hati orang. Mungkin ada orang yang penampilannya buruk, tetapi ternyata dia rajin ketika kita tidak melihatnya. Mungkin ada orang yang tampaknya tidak "agamis", tetapi ternyata dia sangat dekat dengan Tuhannya. Siapa yang tahu? Kita bukanlah cenayang yang bisa meramalkan isi hati orang, kan?

    Lalu sekarang bagaimana cara menghadapi orang yang terlanjur suka menilai orang dari apa yang tampak? Menurut saya, cara terbaik adalah, berikan pandangan obyektif yang kita ketahui tentang orang yang dinilai itu. Kemudian, berikan kemungkinan bahwa di saat-saat yang tidak sama-sama kita lihat, orang yang penampilannya tidak meyakinkan itu bisa saja melakukan hal yang luar biasa. 

    Mengenai sikap suka menilai orang lain, mungkin bisa saja pernah kita lakukan. Mari kita sama-sama berinstropeksi. Jika pernah kita lakukan, kalau bisa jangan sampai kita ulangi kembali. Mari sama-sama mencoba memperbanyak berfikir positif, tidak terlalu cemburu dengan pencapaian orang lain, dan menumbuhkan sikap untuk saling menguatkan satu sama lain. Sikap-sikap ini sebenarnya sangat sepele. Tetapi jika diimplementasikan dalam kehidupan nyata, kadang kita susah mempraktekannya. Ya, karena kita manusia biasa, yang bisa khilaf. Semoga kita bisa mengurangi kebiasaan men-judge orang lain, dan semakin sedikit orang yang melakukannya. Terlebih lagi jika itu terjadi di dunia maya. Duh. Hidup ini sudah berat, semoga tidak semakin berat dengan pandangan-pandangan penilaian orang lain yang belum tentu benar dan tidak terlalu penting.


8 comments

  1. Emang rata2 menjudge seseorang itu awalnya yaa dari tampilan yang nampak ya kak, tp lama2 kenal akhirnya baru deh jelas seperti apa orngya

    ReplyDelete
  2. Menjudge, Kebiasaan buruk yg dianggap biasa. Innalillah. Kotornya hati. Semoga kita terhindar dari sifat ini.

    ReplyDelete
  3. dan menganggap diri adalah yang versi terbaik daripada orang lain, jadi sebuah jurang kedzaliman untuk diri sendiri. naa'udzubillahi min dzalik.

    ReplyDelete
  4. Aku kadang masih suka keceplosan ngejudge orang nih :")
    Kalau emang ada hal yang nggak suka mending diobrolin baik-baik si, kaya sikapnya ya dikasih tau harusnya gimana atau penampilan bisa si kasih masukan yang nggak terlalu bersebrangan sama prinsip orang lain.

    ReplyDelete
  5. Butuh usaha ekstra biar gak suudzon sama orang terus.

    ReplyDelete
  6. Setuju nih. Terkadang kita cukup "sok tahu" ttg orang lain, bahkan suka menganggap kita lebih dari yang lain. Salah satu penyakit hati yang harus dipangkas..huhu

    ReplyDelete
  7. Setuju banget deh. Tapi memang nggak mudah, kadang belum - belum di benak kita sudah ada sebuah penilaian awal pada seseorang padahal belum berinteraksi (aku suka gitu) harus latihan ini.

    ReplyDelete
  8. suka sama kalimat, "cara terbaik adalah, berikan pandangan obyektif yang kita ketahui tentang orang yang dinilai itu."
    Keren banget artikelnya, kak, jadi self reminder sekali

    ReplyDelete