Ganti Judul dan ALt sendiri

Mengajarkan Sejarah Pada Anak-Anak

    Akhir-akhir ini, saya lebih sering menceritakan cerita sejarah kepada anak-anak. Ini adalah salah satu cara yang saya temui untuk mengajarkan nilai-nilai kepada anak. Karena tidak semua hal harus diajarkan secara letterleck, maka mengajarkan melalui cerita atau sejarah bisa menjadi salah satu pilihan.

    Semua ini berawal dari pelajaran sekolah anak perempuan saya. Di dalam pelajaran tematik itu, disebutkan beberapa artikel mengenal budaya Indonesia. Sayapun mencoba menjelaskan beberapa pengetahuan yang saya ketahui dan mengajarkan kepada anak-anak bahwa budaya Indonesia itu sangatlah banyak dan beragam. Indonesia tidak bisa seperti Korea, negara yang kemerdekaannya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Pertanyaan selanjutnya muncul, "Kenapa Korea bisa maju, sementara Indonesia begini-begini saja?"

    Saya memutar otak, dan menjawab seadanya. Maklum, jaringan internet di rumah sedang terganggu, indihome diputus tetangga. Saya nggak bisa serta merta mencari sumber dari youtube. Saya hanya menjawab sependek pengetahuan saya, bahwa Indonesia itu negaranya berbentuk kepulauan. Untuk koordinasi antara pulau satu dengan pulau yang lain ada tantangan. Selain itu, sukunya beragam, maka akan sangat rawan perpecahan. Dari sejarah saja sudah bisa dilihat, bahwa beberapa daerah sudah mengajukan diri menjadi negara istimewa, atau satu persatu wilayah terlepas, sebutlah Timor Lester, atau Papua Nugini. Sementara, Korea meskipun ada perpecahan antara Korea Selatan dan Korea Utara, wilayahnya cukup sederhana, sehingga menurut saya koordinasi bisa efektif. (ngasal banget :()

    Setelah itu, anak sayapun menanyakan, kenapa di Indonesia ada agama Islam. Saya menyampaikan, bahwa pada jaman dahulu, penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari perdagangan. Selain itu, peran Wali Songo juga sangat penting. Dari Jawa Barat hingga Jawa Tengah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam pada beberapa budaya masyarakat Hindu jaman dahulu, juga menjadi salah satu faktor pendukung. 

    Menurut podcast dari Ustadz Hanan Attaki, mengetahui sejarah saja tidaklah cukup. Perlu menghayatan dan yang kemudian diaplikasikan dalam perbuatan. Sedangkan menurut Salim A Fillah, salah satu ustadz yang memiliki pengetahuan sejarah yang kuat, mengatakan bahwa sejarah tidak hanya diingat dalam bentuk angka-angka saja. Maka, dalam pelajaran sejarah anak-anak, guru ataupun orang tua sebaiknya menyampaikan juga nilai-nilai yang ada dalam sejarah itu.

    Kembali kepada Indonesia dan Korea tadi. Saya kembali menyampaikan kepada anak-anak, bahwa masing-masing negara mempunyai tantangan masing-masing dalam mewujudkan kemerdekaan. Sejarah yang kelam, penjajahan, juga dialami kedua negara itu. Sebutlah Korea, pada masanya pernah mengalami masa penjajahan oleh China dan Jepang. Sementara Indonesia, pernah dijajah oleh Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang. Pengalaman-pengalaman itulah yang kemudian menjadi semangat negara kedepannya untuk memperbaiki keadaan. Seorang pemimpin harus melindungi rakyatnya, apapun yang terjadi. Pesan inilah yang kemudian saya sampaikan kepada anak-anak. Bahwa kelak, ketika telah menjadi pemimpin sekecil apapun pangkatnya, harus bisa melindungi anak buahnya.

    Belajar sejarahpun tidak hanya bertebaran dari youtube, buku. Bahkan, film-film tentang sejarah pun bertebaran. Ini bisa menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi anak-anak (anak-anak saya). Karena memang, pendekatan anak-anak adalah cerita.                               

9 comments

  1. Betul sekali, sejarah bukan sekedar angka namun lebih dari itu semua, ada nilai-nilai kehidupan di dalamnya

    ReplyDelete
  2. Belajar sejarah itu biasanya bikin ngantuk hshahs, tapi kalau di kemas denga apik pasti akan lebih menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, Kak. Anak-anak biasanya suka kalau diceritain/didongengin. Tapi PR emaknya ini, hrs baca buku dulu.. hehe

      Delete
  3. Asik belajar sejarah tapi kalau disampaikan dengan cara yang monoton jatohnya membosankan. Melalui dialog, tukar pikiran, membebaskan anak menyampaikan pertanyaan bisa membuat mereka lebih cepat paham. Makasih sharingnya Mba

    ReplyDelete
  4. Bener kak, ga semua orangtua bisa memiliki pemikiran sekeren ini untuk mengenalkan anak pada sejarah sejak kecil

    ReplyDelete
  5. Keren anaknya nih, mau bertanya adalah modal awal buat belajar

    ReplyDelete
  6. Ini ibuknya udah pinter, hehe
    Aku juga kalau ditanyain tentang pengetahuan umum juga buka si mbah gugel dulu, anak-anak makin kritis ya sekarang.

    ReplyDelete
  7. Dan dulu ingat sekali pernah kabur pelajaran sejarah pas sekolah karena ngantuk eh dulu sempat ngajar sejarah selama 3 tahun, hahahahhaha

    ReplyDelete