Apa arti dari sebuah tanggung jawab? Bagi saya, tanggung jawab adalah menyelesaikan suatu pekerjaan yang dipercayakan kepada kita, dengan tuntas. Menyelesaikan pekerjaan bukan hanya sebatas mengerjakan sampai selesai saja. Tetapi, memikirkannya dari A sampai Z, dampak dan impact yang muncul setelahnya, baru saya bisa katakan telah selesai melaksanakan tanggung jawab.
Melaksanakan tanggung jawab juga berarti, ketika diri kita sedang berhalangan, kita kembali kepada prioritas untuk menyelesaikan tanggung jawab. Bukan menghindarinya, pura-pura tidak tahu, atau mengalihkannya dengan pekerjaan yang lain.
Masing-masing dari kita telah menyadari apa tanggung jawab. Pelajar, tanggung jawabnya berarti belajar dengan sungguh-sungguh. Sementara bekerja, tanggung jawabanya adalah menyelesaikan amanah yang diembannya. Seorang ibu bertanggung jawab atas anak-anaknya, dan suami bertanggung jawab atas rumah tangga yang dia pimpin.
Berbicara mengenai tanggung jawab, bukan perkara mudah. Ketika sudah terjun ke lapangan, seringkali keinginan pribadi untuk mengalihkannya dari suatu hal yang semestinya akan membuat seseorang tidak dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik. Seberapa besar tanggung jawab seseorang sangat tergantung pada daya kepemilikan seseorang terhadap apa yang dia emban.
Keterikatan seseorang atau engagement seseorang terhadap sesuatu sangat mempengaruhi seberapa besar ia dapat mengemban tanggung jawabnya. Seseorang yang memiliki rasa terikat, akan lebih mudah baginya untuk mengerjakan tanggung jawabnya.
Sebelum menerima sebuah amanah atau pekerjaan, hingga beralihlah tanggung jawab, ada baiknya kita mengukur kemampuan diri sendiri untuk menjalankan tanggung jawab tersebut. Jika sekiranya kita mampu, jangan sungkan untuk menawarkan diri. Sebaliknya, jika dirasa kemampuan kita belum memadai dan kita belum sempat meng-upgrade kemampuan diri, tidak ada salahnya untuk menolak.
Saya membayangkan, jika masing-masing kita atau orang-orang yang berpengaruh di negeri ini dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik, mungkin berbagai permasalahan yang saat ini terjadi, dapat berkurang atau teratasi. Pikiran saya kemudian beralih kepada seseorang yang merasa tidak dapat menyelesaikan tanggung jawabnya, lebih baik mundur saja agar diganti oleh orang lain. Sebelum itu tentu saja ia telah menyadari batas kemampuannya.
Mengemban amanah untuk menerima tanggung jawab adalah hal yang besar. Bukan sesuatu yang aneh apabila pada jaman dahulu telah dicontohkan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz, tatkala menerima amanah dan kemudian mengucap "innalillahi wainnailaihi raajiuun". Hal ini sangat berbeda dengan kondisi saat ini, dimana orang-orang mencari jabatan bukan sekadar untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan baik tetapi untuk mengejar sebatas duniawi saja.
Berbicara mengenai kekhalifahan, gunung pun pernah menerima tawaran untuk menjadi khalifah dari Allah SWT, tetapi tidak sanggup. Hingga akhirnya, manusia lah yang mendapat tanggung jawab besar itu, menjadi pemimpin di muka bumi. Dengan kesadaran akan hal itu, sudah semestinya menjadi landasan kepercayaan bagi manusia, bahwa Allah telah mempercayakan tanggung jwab itu dan manusia berarti dapat melaluinya, dengan seizinnya. Inilah yang harus menjadi catatan landasan optimisme bagi manusia untuk dapat menjalankan tugasnya sebaik-baiknya.
Post a Comment