Sebuah pengingat untuk diri ini. Semoga bisa menjadi awal untuk memulai sebuah komitmen yang seringkali terlupakan. Repost dari aljihadu-sabiluna@abatasa.com
Dia tak akan mencipta segala dengan sia-sia. Mulut
ini, telinga ini, jari ini. Dan bahkan kemampuan hati ini menuturkan
kata dengan gerak lentik dia atas tuts pun, harus ada kemanfaatan.
Sebuah nasihat mengatakan, “tak perlu kau tulis
segala yang terpikirkan. Tapi, tulislah apa yang akan kau lakukan. Dan
lakukan apa yang telah kau tulis”.
Tulisan bukan sekedar rangkaian kata tanpa makna.
Karena ia memiliki kekuatan untuk jiwa penulisnya. Maka, tulislah apa
yang memang memiliki kemanfaatan.
Dan memang, menulis untuk kearifan jiwa bukan
sekedar menuturkan apa benak yang terlintas tapi juga dengan
menyelaraskan dengan nurani kita.
Benar adanya, jika menulis adalah media jiwa untuk
membantu menumpahkan jiwa yang tengah resah dan lelah akan berbagai
persoalan dunia. Tapi, ada yang henak disadari bahw, terkadang, dengan
menuliskan apa yang kita rasa dengan filter baik buruk dan kontrol
nurani, akan menciptakan solusi dan suara hati ini untuk permasalahan
yang kita nanti jawabannya.
Ya. Masing-masing kita punya nurani untuk membantu jiwa menapaki hidup.
Maka, jangan hanya menumpah apa yang kau rasa. Tapi juga, pikirkan kemanfaatan yang akan mengalir.
Karena, menulispun juga merupakan bagian bentuk
hidup kita. Dan apa yang telah kita kerja, akan ada bentuk pertanggung
jawaban untuk-Nya. Dan, tak mungkin tidak. Tulisan kita kelak pun akan
dimintai pertanggungjawaban. Apakah hanya sebuah sensasi, bentuk
pencarian perhatian, atau benar tulus niat ikhlas untuk mencari manfaat
atas yang telah kita tulis.
Dan akhirnya, manfaat harus lebih banyak daripada mudharat.
Dan tulislah, dan temukan Dia dalam setiap tulisan kita.
Wallahua’alam bishshawab.
Post a Comment